Minggu, 16 Januari 2011

Berhentilah Mencari Uang

Mengapa kita harus berhenti mencari uang? Apakah kita tidak butuh uang? Mana ada orang di dunia ini yang tidak membutuhkan uang? 

Kita sudah terlalu lama mencari uang dan ternyata uang yang kita dapatkan selalu tidak pernah cukup. Kita senantiasa bersaing dengan biaya dan inflasi. Demi mendapatkan uang kita bekerja keras serta mengorbankan waktu dan kesehatan kita. Demi mendapatkan uang, banyak orang yang bertahan dalam pekerjaan yang membosankan, yang merendahkan harga dirinya, yang tidak sesuai dengan keahlian dan minatnya, yang tidak membuatnya menjadi orang yang lebih baik. Bagaimana bisa pandai kalau apa yang kita lakukan selalu hal yang sama terus menerus selama bertahun-tahun?

Orang-orang yang bekerja karena uang memang harus membayar pendapatan mereka yang tidak seberapa itu dengan kerja keras, yang membuat mereka lelah lahir batin. Tapi ini sudah merupakan konsekuensi yang harus diterima. Bukankah di dunia ini tidak ada makan siang gratis? Bukankah segala kenikmatan yang kita dapatkan harus kita bayar dengan harga yang mahal juga? Itulah hukum alam yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Jadi tak ada jalan lain bagi kita kecuali menerimanya. Itulah yang disebut dengan konsekuensi.

Mengapa kita bekerja? Kita bekerja untuk mendapatkan uang. Kita ingin membiayai kehidupan kita. Kita menginginkan uang karena mendambakan kenikmatan hidup.  Karena kita harus membayar kenikmatan tersebut dengan harga mahal, harus bekerja keras dari pagi sampai malam, harus melayani atasan serta mendengarkan keluhan dan kritikan pelanggan,  ini tentu sulit dan tidak mudah.  Kita harus berkorban, termasuk korban perasaan. Ini semua demi mendapatkan uang.

Itulah yang dimaksud dengan konsekuensi. Dan konsekuensi selalu melahirkan perasaan tidak nyaman ini ibarat seorang pemuda yang berminat pada seorang gadis dan sedang melakukan pendekatan. Yang ia inginkan tentu saja hanyalah si gadis, tapi konsekuensinya, ia harus mendekati keluarga si gadis. Ia harus bisa mengambil hati orang tua si gadis, saudara-saudaranya, bahkan mungkin juga kakek dan neneknya.

Jadi apapun ceritanya, dalam sebuah konsekuensi selalu ada perasaan terpaksa, sekecil apapun. Konsekuensi adalah harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan kenikmatan. Karena itu selama kita menempatkan pekerjaan sebagai konsekuensi untuk mendapatkan uang maka bekerja tidak akan pernah memberikan kebahagiaan yang sejati.

Lantas bagaimana seharusnya? Bukankah semua orang melakukan hal seperti ini? Apakah ada cara lain yang lebih baik?  Ada baiknya kita menyadari bahwa sesuatu yang dilakukan kebanyakan orang bukanlah berarti itu sesuatu yang benar. Bagaimana bisa dibilang benar kalau banyak orang yang tetap bertahan di tempat kerjanya (walaupun mendapatkan penghasilan yang pas-pasan dan sering dimarahi atasannya) semata-mata karena ingin mendapatkan uang? Bukankah tujuan hidup kita adalah mencapai kebahagiaan, bukannya sekedar mendapatkan uang?

Agar bisa bahagia kita harus merevisi total pandangan kita terhadap pekerjaan. Kita harus melakukan revolusi paradigma, karena dengan cara inilah kita dapat berbahagia dan menikmati pekerjaan kita.

Disini tujuan kita bekerja semata-mata untuk melayani orang lain. Melayani orang lain bukanlah sebuah konsekuensi, tapi tujuan. Bekerja seharusnya merupakan totalitas dari seluruh kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Bekerja sesungguhnya merupakan misi hidup kita di dunia yaitu membantu orang lain, membuat orang lain sukses, dan bahagia. Bekerja merupakan upaya kita untuk meneruskan cinta Tuhan dengan cara melayani sesama manusia.

Dalam paradigma ini kita telah melakukan perubahan mendasar yaitu memindahkan tujuan bekerja dari berfokus pada diri sendiri (yaitu mencari uang) ke berfokus pada orang lain (yaitu untuk melayani). Ini perubahan yang sungguh luar biasa, sebuah revolusi yang sangat mendasar dan sungguh tidak mudah.

Sebuah pertanyaan besar mungkin timbul: "Mengapa kita harus melayani orang lain?"  Bukankah tujuan bekerja adalah melayani diri kita sendiri?  Salah. Kita bekerja memang untuk melayani orang lain. Inilah hukum alam yang sejati. Siapapun yang melanggar hukum alam ini akan hancur dibuatnya.  Kalau tidak percaya, coba lakukan hal-hal berikut ini: abaikan atasan dan pelanggan Anda, layani mereka seadanya saja, lupakan inisiatif, kreativitas dan inovasi. Lalu lihatlah dan perhatikan apa yang terjadi? Apakah Anda akan beroleh sukses dan kebahagiaan?

Gantilah pendekatan kita. Lupakan dahulu kebutuhan kita sendiri. Carilah apa yang penting bagi pelanggan dan penuhilah hal itu. Layanilah mereka dengan sepenuh hati, dengan seluruh jiwa dan raga. Kerahkan segala daya dan upaya yang kita miliki.  Maka anda akan mendapatkan kesetiaan, akan memiliki hidup yang penuh makna, akan merasa berharga,da akan mendapatkan kebahagiaan.

Lantas bagaimana dengan uang? Jangan khawatir, totalitas dan loyalitas anda akan membuahkan hasil.
READ MORE - Berhentilah Mencari Uang

Bentuk Hidung Mencerminkan Kepribadian

Simon Brown, penulis buku The Secrets of Face Reading, mencoba menganalisis apa kata bentuk hidung mengenai Anda.

Turned-up
Ciri-ciri : Tulang hidung panjang, lekukan jelas hampir seperti cekungan, dan mencuat di ujung tulang hidung.
Analisis : menandakan Anda orang yang baik hati, optimis, perhatian, penuh dengan antusiasme, sangat suportif, dan mempunyai jiwa petualang dalam seks.

Roman
Ciri-ciri : Memiliki benjolan kecil mulai dari pertengahan tulang hidung yang mengarah ke ujung bawah hidung.
Analisis : mempunyai kepribadian yang kuat, tapi tidak selalu impulsive, suka memotivasi orang lain, berpengaruh dan penuh perhitungan.

Greeks
Ciri-ciri : Tulang hidung panjang, lurus, dan terkesan kuat. Jika dilihat sudut yang terbentuk antara ujung hidung dan bibir atas membentuk sekitar 80 derajat, atau mendekati sudut siku-siku.
Analisis : orang yang efisien, pekerja keras, orang yang menjaga emosi sehingga sulit untuk dimengerti, dan orang yang dicari saat terjadi krisis.

Hawk
Ciri-ciri : Menyerupai kaitan atau paruh burung elang yang melengkung di punggung hidung.
Karakter : Paling peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang Anda. Berjiwa pemberontak, tidak membutuhkan persetujuan orang lain, dan paling bahagia ketika mengejar tujuan pribadi.

Snub
Ciri –ciri : Bertulang pendek, dan tidak ada bagian yang menonjol, atau hidung pesek.
Karakter : Cerdas dan bijaksana daripada orang kebanyakan. Mereka bereaksi dengan cepat, atau terlalu cepat, sehingga terkesan agresif.

Nubia
Ciri-ciri : Bertulang pendek dan lebar, tapi tidak menonjol. Tipe ini lazim ditemui kelompok etnis tertentu.
Karakter : Kreativitas, bergairah, karismatik, dan mudah menarik perhatian orang banyak.

READ MORE - Bentuk Hidung Mencerminkan Kepribadian

Tipe Kecerdasan Manusia

Kecerdasan merupakan faktor yang penting dalam meraih kesuksesan. Mengenali jenis kecerdasan yang kita miliki akan dapat menolong kita untuk menentukan bakat apa yang terpendam dalam diri kita. Menurut professor Howard Gardner setidaknya terdapat lebih dari 10 jenis kecerdasan, diantaranya : 

1.Kecerdasan Linguistik.
Menyukai kegiatan menulis, membaca, menyimak, berbicara, jago bercerita, menghafal informasi dan menambah kosakata, (seperti nya tipe ini ada pada saya,he8)

2.Kecerdasan Musikal
Bisa mendeteksi ritme pola dan tempo pada hal-hal yang tampaknya tidak memiliki faktor-faktor tersebut (seperti kicau burung, suara jangkrik). Kamu bisa mendengar nada dan titi nada, bisa memainkan lebih dari satu alat musik, dan menyukai banyak jenis aliran musik.

3. Kecerdasan Logika Matematika
Mampu memahami penjumlahan (seringkali di luar kepala). Angka dan rumus matematika adalah hal sepele, suka dengan permainan yang menantang otak.

4. Kecerdasan Visual Spasial
bisa langsung tahu jika ada bangunan, lukisan, orang yang kurang simetris. Jika kamu atlet kamu bisa menentukan dengan hampir sempurna berapa derajat yang dibutuhkan untuk mencetak angka untuk masuk ke gawang atau ring basket. Kamu bisa secara imaginer memutarbalikkan bentuk-bentuk rumit dan kamu bisa menggambar apapun yang kamu lihat. Kamu jago membongkar dan merangkaikan kembali barang-barang, dan maniak game.

5. Kecerdasan Tubuh Kinestetik
Ahli menangani dan memanipulasi objek, selain itu mampu menggerakkan tubuh dengan anggun dan santai. Suka melatih tubuh hingga mencapai kondisi terbaik dan bisa menirukan orang lain dengan sempurna. Berbakat dalam jenis kerajinan tangan, seperti memahat, menjahit, menenun, dll.

6. Kecerdasan Interpersonal
Bisa memahami orang lain dengan mudah, mengetahui suasana hati dan perasaan mereka. Seorang pemimpin alami dan mediator.

7. Kecerdasan Intrapersonal
Paham tentang diri sendiri. Mengerti akan perasaan mimpi, ide yang dimiliki, setia pada tujuan hidup, suka menulis jurnal/ buku harian/ blog/artikel.

8. Kecerdasan Naturalis
Merasakan adanya kaitan yang mendalam antara jagat raya dan penghuninya (tumbuhan dan binatang), suka meneliti dan mengamati dunia luar, berbakat dalam berkebun dan memasak (absolutely not my tipe).

9. Kecerdasan Eksistensial
Suka dan memiliki bakat bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan sulit. Seperti hakikat hidup, hakikat mati, siapa kita sebenarnya, kenapa kita hadir di dunia ini, dan kenapa dunia ini tercipta.

10. Kecerdasan Spiritual
Sensitif dan memiliki minat pada hal-hal yang bersifat spiritual dan religius. Mungkin juga pernah mengalami pengembaraan spiritual dan pencerahan. Atau bentuk lain seperti bisa merasakan kehadiran “makhluk lain”.
READ MORE - Tipe Kecerdasan Manusia