Senin, 25 April 2011

Triple filter Test Socrates

Suatu hari datang seseorang (Mr.A) dan berkata kepada Socrates (filsuf yunani kuno): Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman anda?

Socrates menjawab: Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan sebuah test sederhana, yang disebut Triple Filter Test!

Mr.A: Triple filter Test?

Socrates: Benar, Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan, itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test.

Socrates: Filter petama adalah KEBENARAN, apakah anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan anda katakan pada saya benar?

Mr.A: Tidak, Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu.

Socrates: Baik, Jadi anda tidak yakin bila yang anda dengar itu benar.

Socrates: Baiklah, Sekarang saya berikan filter yang kedua adalah KEBAIKAN, Apakah yang akan anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?

Mr.A: Tidak, malah sebaliknya.

Socrates: Jadi anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang seseorang, tetapi anda tidak yakin apakah itu benar.

Socrates: anda masih memiliki 1 kesempatan lagi karena masih ada 1 filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN.

Socrates: Apakah yang akan anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?

Mr.A: Tidak, sama sekali tidak.

Socrates menyimpulkannya: Jadi, bila anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa anda harus mengatakannya kepada saya?

Triple Filter Test Socrates dapat digunakan setiap kali mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi, silahkan diterapkan dalam hidup anda, semoga bermanfaat.
READ MORE - Triple filter Test Socrates

Minggu, 24 April 2011

Narsisme (Narcissistic Personality Disorder)

Kata narsis sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut orang yang ‘gila foto’ dan membanggakan diri sendiri. Padahal, narsis merupakan penyakit mental yang si penderitanya lebih mungkin memiliki bakat untuk berbuat curang.

Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi.

Narsis termasuk salah 1 dari tipe penyakit kepribadian. Seseorang yang terkena penyakit narsis biasanya diiringi juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu.

Dan sebuah studi baru juga menunjukkan bahwa orang dengan karakter narsis memiliki kecenderungan untuk berbuat curang, baik pada tugas dan nyontek ujian sekolah. Hasil studi menunjukkan bahwa orang narsis termotivasi untuk menipu dan berbuat curang karena sifatnya yang selalu ingin pamer kepada orang lain. Orang narsis juga tidak pernah merasa bersalah dengan tindakannya.

“Orang narsis benar-benar ingin dikagumi oleh orang lain. Saat menjadi pelajar, ia selalu ingin mendapat nilai bagus dengan cara apapun termasuk berbuat curang dengan menyontek,” kata Amy Brunell, penulis studi dan asisten profesor psikologi di Ohio State University di Newark. Menurut Brunell, orang narsis cenderung lebih egois, melebih-lebihkan bakat dan kemampuannya serta kurangnya rasa empati kepada orang lain.

“Narsisis (sebutan untuk orang narsis) merasa perlu untuk mempertahankan citra diri yang positif dan mereka kadang-kadang akan menyisihkan kekhawatiran etis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan,” jelas Brunell lebih lanjut.

Studi yang dilakukan tim Brunell melibatkan 199 mahasiswa. Pada studi ini, peneliti mengukur tingkat narsisme dengan memilih pernyataan yang paling menggambarkan sifat partisipan. Misalnya, partisipan dapat memilih antara ‘saya tidak lebih baik atau tidak lebih buruk daripada kebanyakan orang’ atau ‘saya berpikir saya orang yang spesial’.

Peneliti juga mengukur tingkat ‘harga diri’ partisipan dan menanyakan seberapa sering partisipan berbuat curang dengan menyontek pada saat mengerjakan tugas atau ujian sekolah selama 1 tahun terakhir.

“Kami menemukan bahwa salah 1 bagian yang lebih berbahaya dari narsisisme-eksibisionisme (keinginan untuk pamer dan menjadi pusat perhatian) adalah terkait dengan kecurangan, dalam hal ini kecurangan akademik,” jelas Brunell.

Brunell mengatakan, keinginan untuk memamerkan diri benar-benar membuat orang dengan karakter narsisme lebih mungkin untuk melakukan tindakan curang. Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online di jurnal Personality and Individual Differences. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders serta American Psychiatric Association pun menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis, diantaranya :

- Mementingkan diri sendiri.

- Melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki.

- Berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.

- Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.

- Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.

- Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu.

- Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu.

- Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

- Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama.

- Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya.

- Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain.

- Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah.

http://www.menjelma.com
READ MORE - Narsisme (Narcissistic Personality Disorder)

Ternyata Hidup sangat sederhana

Hidup itu sederhana, ambil keputusan, lakukan dan jangan menyesalinya.

Ada seseorang saat pergi melamar kerja, melihat sampah kertas berserakan dilantai, lalu memungutnya dan ditaruh ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

"Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik."

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

"Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja."

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu bertanya kembali: "Mengapa?" Anaknya lalu menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."

"Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah."

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

"Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja."

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

"Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap, secara berurutan, dan bersabar."

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

"Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja."

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

"Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja."

http://www.i-dus.com
READ MORE - Ternyata Hidup sangat sederhana