Jumat, 08 April 2011

HAKIM BAO (999 – 1062)



Bao Zheng adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada jaman Dinasti Song Utara. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (Bao si langit biru), sebuah nama pujian bagi pejabat bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (si hitam Bao) karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren.

Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini didramatisasi. Dalam opera biasanya dia digambarkan sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya).

Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak mempengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka.

Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar pada kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta adil dan membenci kejahatan. Luzhou sangat menghargai intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh Lu, Bao bertekad untuk memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara dan rakyat.



Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan sakit selama 10 tahun. Baru setelah kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun.

Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap koruptor. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru Besar Pang, ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra mahkota sehingga Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya.

Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran.

6 kali dia melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kerajaan, 7 kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Sima Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang dikebiri karena Kaisar Han Wudi tidak bisa menerima pendapatnya.



Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran ke 8 (Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil untuk mengenangnya.

Disebutkan juga bahwa kaisar menganugerahi Bao 3 unit Guilotine (alat penggal) untuk mendukung tugasnya sebagai hakim. Ketiga Guilotine itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya. Guilotine kepala anjing untuk menghukum rakyat jelata, Guilotine kepala macan untuk menghukum pejabat korup, dan Guilotine kepala naga untuk menghukum bangsawan jahat.

Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan dulu dari kaisar. Dalam tugasnya dia dibantu oleh 6 deputinya yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan 4 pengawal Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao Hu. Selain itu juga 5 pendekar dari dunia persilatan yang dijuluki 5 pendekar tikus. Ke 12 orang ini disebut “7 pendekar 5 ksatria”.



Demi menegakkan hukum, ia telah menghukum mati menantu kaisar; dengan tidak pandang bulu, ia telah menghukum mati kemenakannya sendiri yang melanggar hokum.

Bao Zheng pernah mengeksekusi seseorang yang benama Chen Shimei yang selalu mendambakan dan mengejar kedudukan pangkat dan kekayaan. seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan. Untuk bisa menjadi menantu kaisar, ia tak segan-segan mencoba membunuh istri dan putranya dengan mengirim pembunuh bayaran. Akhirnya ia diganjar hukuman mati oleh Hakim Bao.

Bao juga membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal karirnya, Guo Huai sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan. Bao menyamar sebagai dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka.



Kisahnya yang difilmkan oleh sebuah perusahaan film Taiwan dengan judul Justice Bao meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an, tak lama kemudian untuk mengikuti kesuksesannya, Hongkong pun ikut menggarap kisah ini dengan aktor pemeran Bao yang sama pula, Jin Chaoqun, namun tidak sesukses versi Taiwannya. Serial ini dulu juga penah ditayangkan di stasiun TV Indonesia.

Hampir semua kisah dalam serial ini adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun sarat dengan nilai-nilai tradisional Tiongkok, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada negara, dan kehormatan.
READ MORE - HAKIM BAO (999 – 1062)

Kamis, 07 April 2011

ARCHIMEDES (287 SM – 212 SM)



Dari Syracuse (sekarang sisilia, koloni yunani), Italia, Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada waktu itu yang menjadi raja di Syracuse adalah Hieron II. Archie sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika memandang Archie sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.

Riwayat


Archie adalah seorang arsitokrat, Dia adalah anak astronom Pheidias, Dia mempunyai hubungan keluarga dengan raja Hieron II yang berkuasa di Syracuse pada jaman itu. Archie berteman dengan Gelon, anak Hieron II, dimana keduanya adalah matematikawan andalan raja. Nama Archie menjadi terkenal setelah ia melompat dari bak mandinya dan berlari-lari telanjang setelah membuktikan bahwa mahkota raja tidak terbuat dari emas murni.

Sebuah mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archie untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Saat Archie berendam dalam bak mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah keluar sebanding dengan besar tubuhnya. Archie menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh.

Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archie melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan berteriak "EUREKA!" atau '"Saya menemukannya".

Masa sekolah


“Berikan saya tempat untuk berdiri dan saya akan mengangkat bumi”.

Saat muda usia dia menuntut ilmu di Alexandria, Mesir. Pada saat itu dia menjalin persahabatan dengan 2 orang. Teman pertama adalah Conon yang seorang matematikawan berbakat yang sangat dihormati Archie baik secara pribadi maupun intelektual. Teman kedua adalah Eratosthenes, juga seorang matematikawan sekaligus astronom, meski mempunyai kelainan yaitu suka bersolek. Eratoshenes melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia menengarai bahwa kota Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur pada hari pertama musim panas.

Tahun 1906, J.L. Heiberg, membuat penemuan dramatis di Konstantinopel yaitu surat Archie kepada Erastosthenes: “ Theorema mekanikal ”, (The Metode). Dalam suratnya ini, Archie mengukur berat, dalam imajinasi, guna menghitung luas atau mengetahui volume (isi) sesuatu yang tidak diketahui lewat sesuatu yang diketahui, dia merintis ilmu pengetahuan berdasar penggalian fakta, fakta ini digunakan sebagai pembanding untuk kemudian dibuktikan secara matematis.

Ada versi lain yang menyebut bahwa Archie diperkirakan berguru pada murid Euclid. Archie dapat disebut sebagai matematikawan sekaligus fisikawan pertama, dimana selain menemukan “mesin perang”, alat-alat mekanis serta pompa air untuk mengangkat air sungai Nil guna mengairi (irigasi) tanah-tanah di seluruh negeri.

Sifat eksentrik


Dalam hal eksentrik Archie sering dibandingkan dengan Weierstrass (1815 – 1897). Menurut penuturan saudarinya Weierstrass, pada waktu sekolah tidak pernah diberi kepercayaan untuk memegang pensil. Apabila memegang pensil, maka dia akan menggambari apapun yang dianggapnya masih kosong. Dari wallpaper sampai balik kerah baju. Sebaliknya, Archimedes belum mengenal kertas, selalu menggambar di pasir atau tanah yang lembek sebagai ganti fungsi papan tulis. Dia akan menggambar sesuka hatinya. Apabila duduk di dekat perapian, dia akan mengambil arang atau sisa pembakaran dan digunakan untuk menggambar.

Setelah mandi, biasanya dia akan melumuri seluruh tubuhnya dengan minyak zaitun, yang lazim dipakai pada jaman itu, daripada mengenakan pakaian, dia akan menggambar diagram-diagram dengan menggunakan jari kuku dengan papan tulis adalah seluruh tubuhnya yang berminyak. Ada sifat yang lazim diidap oleh para matematikawan seperti lupa makan. Sifat lupa makan Archie, saat menekuni problem matematika, ternyata diwariskannya kepada Isaac Newton dan William Rowan Hamilton.

Perang Punic


Saat itu Romawi adalah kerajaan dengan banyak pejabat korup. Di Mediteranian (sekarang Tunisia), Carthage muncul dan menjadi penguasa dengan koloni meliputi wilayah sepanjang pantai Afrika sampai Spanyol. Romawi merasa iri hati dan menyerbu. 2 kali serangan yang disebut dengan perang Punic, mampu menaklukkan Carthage. Tetapi tidak lama kemudian, Carthage mampu bangkit kembali, sehingga memaksa Romawi kembali melancarkan serangan, perang Punic ketiga. Kali ini, tentara Romawi tidak memberi ampun lagi. Begitu dapat menaklukkan, mereka menghancurkan kota dan membunuhi para penghuninya (146 SM).

Di atas adalah latar belakang terjadinya perang Punic. Selama perang Punic ini, Romawi mengirim pasukan di bawah komando Claudius Marcellus pada tahun 214 SM untuk menyerang Syracuse. Alasan utamanya adalah karena raja Syracuse menjalin hubungan dengan Carthage. Alasan lain, tentara Romawi selalu dapat menaklukkan wilayah kecil dengan mudah. Tetapi saat ini mereka ketemu batunya. Tentara Romawi menyerbu Syracuse dari segala penjuru, daratan dan lautan, terhadang oleh rekayasa sains, tidak canggih namun cerdik.

Penduduk Syracuse sudah diajari bagaimana menggunakan tuas dan berbagai macam bentuk pelontar, dan mereka menerapkan kemampuan ini pada perang di darat maupun di laut. Tentara Romawi dipaksa mundur dan lari di bawah hantaman hujan batu dan panah yang dilontarkan oleh ketapel-ketapel buatan Archie. Belum lagi adanya serangan dari pelontar tali berisi peluru dan busur kecil yang menembakkan anak panah besi.

Serangan pasukan Romawi lewat laut, hasilnya tidak jauh berbeda, hampir semua armada kapal perang mereka hancur. Besi-besi besar dijatuhkan oleh pasukan Syracuse lewat derek yang dibangun, mampu menenggelamkan kapal-kapal Romawi. Derek lain digunakan mengangkat kapal-kapal Romawi dan pasukan-pasukan berebut menyelamatkan diri dengan terjun ke laut. Masih ditambah dengan cermin pembakar, maka lengkaplah derita kapal-kapal Romawi.

Archie menciptakan cermin heksagonal dan di sela-sela cermin berukuran proporsional tersebut dipasang empat cermin segi empat, digerakkan dengan besi yang dibentuk seperti engsel jaman modern, diarahkan ke matahari. Berkas sinar yang dipantulkan oleh cermin-cermin tersebut diarahkan ke kapal, menimbulkan api dan kapal terbakar. Pengoperasian cermin dilakukan dari ketinggian di tengah kota.

Siasat lain mulai dicari. Tentara Romawi mencoba membangun tembok di luar tembok kota, namun tidak pernah selesai dibangun. Muasalnya adalah derek dengan bandulan besi berputar mengelilingi kota Syracuse untuk menghancurkan tembok-tembok tersebut sekaligus menghalau pasukan Romawi yang akan maju.

Gagal dengan serangan frontal, Marcellus menggunakan cara lain. Saat penduduk Syracuse merayakan kemenangan, diselimuti oleh gelapnya malam, dikirimlah mata-mata (Buku legendaris “Art Of War” Sun Tzu, 500 SM, tentang penggunaan mata-mata, barangkali mengilhami atau barangkali ide dari perang Troya dengan taktik kuda Troya) untuk menghancurkan alat perang ciptaan Archie dan membuka pintu gerbang kota. Perang berlangsung selama 3 tahun, sebelum Romawi dapat mengalahkan si kecil cerdik, Syracuse.

Penemuan-Penemuan


Minat Archie adalah matematika murni, bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-bentuk geometri. Archie dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika. Kehebatan inilah yang akan diuraikan di bawah ini.

Ia juga terkenal dengan teorinya tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola terhadap silinder, rumus hidrostatik dan peralatan untuk menaikkan air (Archimedes Screw). Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian dengan bangsa Romawi. Syracuse harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang besar pada bangsa Romawi, agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu ketika Hiero II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam jumlah yang ditentukan. Karena itu Archie ditugaskan merancang dan membuat kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan laut.

Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archie adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu Archie menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes". Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal.

Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archie kembali menciptkan sistem katrol yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Sistem katrol ini sampai sekarangpun masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya katrol sumur, katrol yang digunakan oleh tukang bangunan, dll. Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.



Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah diketahui Archie, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk istimewa dapat mengambil sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada suatu titik, dan konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali dalam berkas sinar yang sangat panas.

Archie sudah mencoba menghitung luas parabola, elips, hiperbola dan menentukan titik pusat gravitasi pada setengah lingkaran dan lingkaran. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak karya-karya Achie yang hilang atau belum ditemukan satu yang terpenting The Method (Sudah ditemukan pada tahun 1906), tapi karya lain termasuk On Spiral, On the Measuremant of the Circle, Quadrature of the Parabola, on Conoids & Spheroids, on the Sphere & Cylinder, Books of Lemmas, dll. tidak sesuai dengan segala sesuatu yang dihasilkan Archie pada jaman Romawi.

Archie adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar, (pi) dengan derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besar dilakukan dengan cara membuat lingkaran diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar. Dengan memperbesar jumlah segi, Archie membuat 96 sisi. Dalam menghitung jaman modern, para matematikawan mengikuti jejak Archie. Sebagai contoh, pada abad 17, Ludolph van Ceulen dari Jerman, menggunakan segi 262. Upaya gigih guna mencari besaran, ini dilakukannya sampai dia meninggal. Penggunaan tuas dalam perang dengan menciptakan crane, menunjuk bahwa Archimedes sudah memahami prinsip tuas, yaitu 2 benda yang mencapai keseimbangan berat pada suatu jarak tertentu memiliki besar yang proporsional secara timbal-balik. Ia juga mendefinisikan perbandingan antara keliling lingkaran dan jari-jari lingkaran.

Archimedes meninggal
Apabila pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan-penemuan Archie selalu membuat pasukan Romawi frustrasi. Mereka tidak dapat menaklukan Syracuse untuk dijadikan koloni. Alat-alat mekanik ciptaan Archie selalu dapat mementahkan dan menghancurkan semua serangan mereka. Salah 1 kisah menarik adalah tentang Archie dalam perang ini adalah menciptakan cermin-cermin pembakar yang mampu membakar kapal-kapal Romawi dari kejauhan. Tahun 212 SM, Syracuse akhirnya jatuh ke tangan Romawi, setelah terjadi penyusupan di malam hari.

Singkat kata, Marcellus dengan didampingi para prajuritnya mendatangi Archie saat sedang menggambar diagram di pasir. Pikiran dan matanya hanya terpusat pada diagram-diagram yang digambarnya tanpa memperdulikan sekelilingnya. Marcellus dan prajurit pengikutnya diam mengamati sampai akhirnya seorang prajurit kehilangan kesabaran. Seorang prajurit Marcellus datang menghampiri dan memerintahkan agar Archie segera menghadap komandan mereka, namun dia tidak menuruti perintah dan baru akan menghadap setelah menyelesaikan problem dan memberikan pembuktiannya.

Kesabaran prajurit itu habis dan maju untuk menangkap Archie. “Jangan sentuh lingkaran-lingkaran yang saya buat!” adalah teriakan terakhir Archie ketika prajurit itu menginjak gambar diagram di atas pasir. Prajurit yang tidak diketahui namanya itu marah, menghunus pedang dan membunuh Archie yang sudah berusia 75 tahun.

Sumbangsih
Prinsip-prinsip fisika dan matematika diaplikasikan oleh Archie baik untuk tujuan mulia, Memang tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu oleh suatu kebutuhan mendesak. Pompa ulir, Cermin pembakar, Derek adalah penguasaan fisika Archie yang dapat dikatakan luar biasa pada jamannya.

Kontribusi penghitungan Л (pi) dari Archie barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para pengikut untuk meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas lingkaran. Terus memperbanyak jumlah segi enam untuk menghitung besaran Л (pi) mengilhami para matematikawan berikutnya bahwa adanya suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana hal ini mendorong penemuan kalkulus.

Buku-buku yang ditulis oleh Archie dan berisikan rumus-rumus matematika masih dapat ditemukan sekarang, antara lain On the Equilibrium of Planes, On the Measurement of a Circle, On Spirals, On the Sphere and the Cylinder dan lain sebagainya. Sekitar abad ke 8 karyanya di terjemahkan ke dalam bahasa Arab (1000 tahun setelah Archie meninggal), beberapa ahli matematika dan pemikir Islam mengembangkan teori-teori matematikanya.

Yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan perluasan teori matematika tersebut adalah pada abad 16 dan 17, dimana pada abad itu, mesin cetak telah ditemukan. Banyak ahli matematika yang menjadikan buku karya Archie sebagai pegangan mereka, dan beberapa ahli matematika tersebut adalah Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642).

http://info.indotoplist.com
READ MORE - ARCHIMEDES (287 SM – 212 SM)

Rabu, 06 April 2011

Tolong Mengerti Saya

Ketika Aku menaburkan sup di pakaian sendiri, ketika aku lupa bagaimana mengikat tali sepatu, Ingatkah kamu bagaimana ketika aku memegang tangan kecil kamu dengan perlahan-lahan mengajarin kamu.

Ketika aku mengulangi omongan yang sama, lagi dan lagi dan kamu sudah bosan mendengar kata-kataku, tolong dengarkan aku dengan sabar, jangan menyela aku.
Ketika kamu masih kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang berbicara ribuan kali, sampai kamu pergi tidur.

Ketika saya membutuhkan kamu untuk membantu mandi, tolong jangan salahkan aku. Ingatkah kamu waktu kamu kecil aku selalu mengunakan seribu cara untuk membujukmu untuk mandi?

Ketika aku kewalahan oleh teknologi baru dan hal-hal baru, tolong jangan menertawakan aku, Ingatkah kamu waktu kamu kecil aku dengan kesabaran penuh menjawab setiap kata “kenapa” yang kamu lemparkan setiap waktu.

Ketika aku tak mampu berjalan kaki karena sudah tua, ulurkanlah tanganmu yang yang masih kuat untuk menuntunku berjalan, Seperti dimana waktu kamu kecil aku memegang tangan kecilmu untuk membantumu belajar jalan agar kamu tidak luka terjatuh.

Ketika aku tiba-tiba lupa topik pembicaraan kita, tolong beri aku waktu untuk membiarkan aku mengingatnya. bagi aku bicara tentang apa tidak masalah, selama kamu bersedia duduk dan mendengarkan aku,itu sudah sangat puas bagi aku.

Ketika kamu melihat aku sudah tua, tolong jangan bersedih hati, Mengertilah dan dukunglah aku, seperti dimana waktu kamu kecil dengan gimana aku mengajarimu kehidupan

Pada awalnya, aku membimbing kamu ke jalan kehidupan, dan sekarang silahkan menemaniku sampai jalan terakhir. cinta dan kesabaran yang kamu berikan , aku akan menjawabnya berterima kasih dan senyumanku yang tersimpan makna dimana cinta dan kasih ku kepadamu yang tidak ada batasnnya dan tidak akan mencair.
READ MORE - Tolong Mengerti Saya

Minggu, 03 April 2011

William Shakespeare (1564 – 1616)



"Siapa yang bisa mengendalikan nasibnya?".

William Shakespeare adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613 dan karyanya telah diterjemahkan di hampir semua bahasa di dunia dan dipentaskan di panggung lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.

Kehidupan

"Kunci kesuksesan, Tahu lebih banyak dari orang lain, Berusaha lebih keras dari orang lain, Berharap lebih sedikit dari orang lain"

William Shakespeare lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April 1564, Dan meninggal ditempat yang sama 23 April 1616, pada umur 51 tahun. Shakespeare menikahi Anne Hathaway, yang 8 tahun lebih tua daripadanya, pada tanggal 28 November 1582 di Temple Grafton, dekat Stratford. Anne kala itu hamil tiga bulan, Bersama-sama mereka dikaruniai 3 anak, Susanna, dan si kembar Hamnet dan Judith. Istri dan ke 3 anaknya tinggal di Stratford, dan kemungkinan besar Shakespeare pergi mengunjungi mereka setahun sekali. Pada tahun 1596 Hamnet meninggal dunia. Karena kemiripan nama, banyak orang berpikir bahwa hal ini mengilhaminya untuk menulis The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark.

Sebagai putra John Shakespeare dan Mary Arden. Ayah William cukup kaya ketika ia lahir dan memiliki bisnis pembuatan sarung tangan namun kemudian ia menjadi agak miskin setelah menjual wol secara ilegal. Shakespeare tidak mengikuti jejak ayahnya. Pada zaman itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya, hampir semua anak tidak tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya belajar suatu ketrampilan atau bertani.

Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum yang baru ini. Ia belajar bahasa latin, yang merupakan bahasa semua kaum terpelajar, tidak peduli dari negara mana mereka berasal. Dari London ke Lisbon, dari Aleksandria ke Konstantinopel, dari Tunis ke Yerusalem, semua orang terpelajar berbicara Latin dan bahasa ibu mereka. Semua dokumen penting, baik dokumen negara, gereja, atau perdagangan, ditulis menggunakan Latin.

Shakespeare juga mempelajari karya-karya para penulis dan filosofer dari Yunani Kuno dan Romawi. Lebih dari 100 tahun berlalu sejak Johannes Gutenberg memperkenalkan percetakan ke Eropa pada tahun 1452. Shakespeare dan orang Inggris lain yang dapat membaca dan mampu membeli buku-buku menjadi akrab dengan kisah-kisah dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis, Asia Minor, dan Afrika Utara.

Beberapa kisah menjadi dasar cerita-cerita terbesar Shakespeare. Contohnya The Golden Ass karya Apuleius, sebuah kisah kuno dari Afrika Utara, yang menginspirasikan Impian di Tengah Musim, dan kisah Cinta Romeo And Juliet dari Italia.

"Cinta tidak melihat dengan mata tetapi dengan hati, makanya dewi asmara digambarkan buta"


Gambar Shakespeare oleh Martin Droeshut, 1623.

"Kita Terlahir Untuk Besar, Kita Terlahir Untuk Mencapai Kebesaran, Dan Kita Terlahir Untuk Mendapatkan Kebesaran".

Di dalam dunia Shakespeare, terdapat susunan-susunan yang telah diterima secara umum. Di hierarki terbawah terdapat kaum pekerja, di atasnya para petani dan pedagang, lalu para pendeta dan pengawal, lalu naik lagi para ksatria, tuan tanah, uskup agung, dan para adipati. Sang monarki bertahta di puncak tatanan sosial. Di Inggris, monarki tersebut adalah Ratu Elizabeth I (yang dilanjutkan dengan kemenakannya, James I).

Elizabeth I memerintah Inggris hampir selama hidup Shakespeare. Pada zaman tersebut tidak ada peperangan. Diplomasi sang ratu membuat kedua seterunya Perancis dan Spanyol terjaga seimbang. Perdagangan berkembang, London menjadi kota yang padat, ramai, dan penuh dengan peluang. Rumah-rumah sandiwara dibangun di London, teater-teater tersebut adalah tempat yang populer dikunjungi masyarakat.

Sistem kelas pada zaman Shakespeare sudah memiliki susunan-susunan, namun hal tersebut tidak statis. Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri. Shakespeare hidup di zaman Renaissans yang berarti "kelahiran kembali" yang terjadi pada abad ke-15 hingga abad ke-17 di Eropa.

Renaissans Eropa menghidupkan kembali pembelajaran klasik. Pada zaman tersebut terdapat gerakan kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia yang tua dan stagnan tiba-tiba berubah menjadi hidup dan vibran. Beberapa orang mulai mengubah cara berpikir mereka tentang diri mereka dan dunia yang mereka tinggali.

Mereka mulai memahami kekuasaan dan posisi pemerintahan diciptakan oleh manusia, bukan ditentukan oleh Tuhan sejak lahirnya. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya agama di dunia. Dan karena banyak di antara mereka mulai dapat membaca, maka banyak juga yang tidak ingin tinggal di kelas sosial tempat mereka dilahirkan. Banyak petualang Renaissans menggunakan cara mereka sendiri-sendiri untuk mencari rejeki dan mengembangkan kehidupan mereka. Shakespeare adalah salah satu dari orang-orang tersebut.

Pada awal 1590an, William Shakepseare mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis sandiwara dan aktor di London. Selain itu, ia juga memiliki bagian dari rumah sandiwara tempat ia dan teman-temannya bermain. Itu mungkin adalah sumber penghasilannya.

Shakespeare menjadi orang teater yang sangat terkenal, sangat populer, dan sangat kaya. Ratu Elizabeth I sangat menyukai karya-karyanya, begitu pula dengan penerusnya Raja James I. Pada pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal dengan sebutan "Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah pengunjung mereka yang spesial. Shakespeare dan Orang-orang Raja bermain di istana kerajaan, di teater Globe dan di rumah sandiwara mereka, dan teater Blackfriars. Untuk mendapatkan lebih banyak uang, mereka juga mengadakan tur keliling Inggris, terutama pada saat-saat wabah penyakit menjangkit Inggris.

"Dunia Adalah Panggung Sandiwara".



Orang-orang zaman Elizabeth tidak memandang pemain atau penulis sandiwara adalah pekerjaan yang terhormat. Pergi ke teater pada zaman tersebut tidak sama seperti pergi ke teater pada saat ini, hal itu lebih seperti pergi menonton pertandingan sepak bola!

Teater-teater zaman Elizabeth merupakan bangunan kayu yang bertingkat-tingkat. Para penonton duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Bagian tengah teater terbuka atapnya karena pada zaman itu belum ada penerangan buatan. Ribuan orang berjejalan di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton berteriak-teriak di belakang para aktor. Teater Globe adalah tempat yang padat pengunjung, bising, dan berjejal-jejalan. Puluhan ribu orang yang memadati untuk melihat sandiwara Shakespeare akan dapat mendengar 1700 kata yang diciptakan oleh Shakespeare. Banyak kata-kata ciptannya yang saat ini masih digunakan.

Contohnya: "deafening" (menulikan), " hush", " hurry" (lekas), " downstairs" (di bawah), " gloomy" (sedih), " lonely" (sendirian), " embrace" (pelukan), " dawn" (senja).

Di dalam budaya oral seperti zaman Shakespeare, orang-orang memedulikan detil intonasi, nada suara, dan bunyi yang ditimbulkan pada waktu mereka berbicara sehingga bahasa lisan yang digunakan lebih kaya pada zaman dahulu daripada zaman sekarang.

"Untuk Menjadi, Mau Menjadi Apa, Atau Tidak Menjadi, Itu Adalah Sebuah Pertanyaan".

William Shakespeare menulis selama 25 tahun, menciptakan 36 hingga 39 karya yang diketahui hingga saat ini. Topik yang dicakup beragam mulai dari romans, komik hingga perang saudara, dari permainan domestik hingga kejadian politis yang menggegerkan dunia. Namun 3 hal yang mendasari seluruh karyanya adalah pertanyaan-pertanyaan: Apa artinya hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa yang harus kita lakukan semasa hidup?

Sandiwara Shakespeare menawarkan pemahaman yang mendalam terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Itulah sebabnya mengapa ahli-ahli literatur mempelajari karyanya, politikus-politikus mengutipnya, filosofer-filosofer menemukan cara berpikir yang baru dari membaca dan membaca ulang karyanya. Mempelajari Shakespeare adalah seperti mempelajari hidup dari berbagai sudut pandang, psikologis, politis, filosofis, sosial, spiritual.

Shakespeare berhenti menulis pada tahun 1611 dan meninggal dunia beberapa tahun kemudian pada 1616. Pada batu nisannya tertulis: "Blest be the man who cast these stones, and cursed be he that moves my bones." (Terbekatilah ia yang menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan tulang-tulangku).

"Orang bodoh akan berfikir bahwa dirinya bijaksana, tapi orang bijaksana akan mengetahui bahwa dirinya bodoh".

Tulisan
Shakespeare menulis tentang keadaan manusia yang sangat manusiawi. Ia memahami apa yang hampir semua orang ingini, untuk menyayangi orang lain, dan disayangi oleh orang lain, makan minum dan tidur dengan tenang, untuk hidup di tengah dunia yang besar dan memiliki arti di dalam hidup. Shakespeare juga memahami bahwa manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang kadang-kadang jauh dari rencana-rencana mereka yang terhormat (atau tidak terhormat). Shakespeare adalah seorang jenius yang menunjukkan pada kita diri kita sesungguhnya.

Daftar karya


Hamlet 1605.

- Romeo and Juliet
- Macbeth
- King Lear
- Hamlet
- Othello
- Titus Andronicus
- Julius Caesar
- Antony and Cleopatra
- Coriolanus
- Troilus and Cressida
- Timon of Athens

"Kesangsian merupakan penghianatan dan membuat kita kehilangan kebaikan yang mungkin kita peroleh, Ia membuat kita takut mencoba".

http://id.wikipedia.org/wiki/William_Shakespeare

Ungkapan terindah

"Waktu adalah keadilan untuk menguji mereka yang bersalah"

Anda pernah memakai ungkapan ‘menghembuskan nafas terakhir’ atau ‘bahan tertawaan’ dalam tulisan Anda? Mungkin Anda tidak menyadari bahwa dua ungkapan di atas merupakan bagian dari sekian banyak warisan ekspresi goresan kalam kreatif dari pujangga Inggris William Shakespeare dalam berbagai novel klasiknya. Dalam novel Henry VI bisa kita temukan ungkapan breathed his last (menghembuskan nafas terakhir) dan pada novel The Merry Wives of Windsor terdapat ungkapan laughing stock (bahan tertawaan).

Ungkapan yang barangkali paling populer adalah love is blind (cinta itu buta) yang termaktub pada novel Merchant of Venice atau parting is such sweet sorrow (perpisahan adalah kesedihan yang begitu manis) yang tertuang pada novel Romeo and Juliet. Dan Anda semua pasti sudah mengenal ungkapan What’s in a name? A rose by any other name would smell as sweet (Apa artinya sebuah nama? Sekuntum mawar dengan nama lain tetap akan semerbak wangi) juga pada novel Romeo and Juliet.

Dalam novel The Taming of The Shrew ada pula ungkapan yang bahkan masih sering dipakai dalam wacana modern yaitu break the ice (mencairkan suasana). Atau ungkapan It was Greek to me seperti dalam novel Julius Caesar yang terjemahan harfiahnya ‘Itu bahasa yunani untuk saya’. Ungkapan ini dipakai apabila kita sama sekali buta / asing dengan suatu permasalahan / persoalan yang dijelaskan kepada kita.

Sejumlah ungkapan bahkan sudah menjadi idiom yang dipakai dalam dalam percakapan sehari-hari seperti barefaced (tidak punya malu dan terang-terangan), fancy-free (tanpa beban), heartsick (nelangsa), hot-blooded (penuh birahi), faint-hearted (pengecut), green-eyed monster (kecemburuan), elbow room (ruang gerak), catch a cold (masuk angin), lackluster (tanpa gairah), naked truth (kebenaran sejati), sorry sight (pemandangan yang mengenaskan), time-honored (kawakan), go-between (perantara), nimble-footed (lincah), fair play (sportivitas), honey-tongued (bermulut manis), fool’s paradise (angin surga), bated breath (menahan nafas karena sangat tegang), refuse to budge an inch (bergeming), come what may (tidak peduli apa pun yang terjadi), in my mind’s eyes (menurut pengamatan saya), lie low (tiarap), not sleep one wink (tidak tidur sekejap pun), one fell swoop ( sapu bersih), salad days (masa muda), sea change (perubahan drastis), snail paced (lamban sekali), stony-hearted (keras hati) dan misgiving (kesangsian).

Lalu tahukah Anda apa makna give the devil his due? Ungkapan ini bermakna ‘mengakui hal-hal positif pada seseorang yang tidak kita sukai, misalnya pada kalimat I don’t like the man but give the devil his due, he works incredibly hard ( Aku tidak menyukai orang itu, tapi sejujurnya dia bekerja dengan sangat tekun). Dan satu lagi ungkapan yang khas Shakespeare yaitu foregone conclusion yang bermakna ‘akhir suatu kejadian yang sudah bisa ditebak hasilnya’.

"Cintai semuanya, percayai sedikit"

http://bahasa.kompasiana.com/2011/03/18/warisan-ungkapan-terindah-william-shakespeare/
READ MORE - William Shakespeare (1564 – 1616)

APA ALASAN KITA BEKERJA ?!

"Work is about a search for daily meaning as well as daily bread, for recognition as well as cash, for astonishment rather than torpor; in short, for a sort of life rather than a Monday through Friday sort of dying", Studs Terkel, author & broadcaster.

“Apakah alasan kamu bekerja?” tanya Anto, seorang karyawan swasta, kepada Budi, teman kerjanya. Budi yang menganggap pertanyaan itu bersifat retoris menjawabnya dengan enggan, “Menurut kamu? kamu pikir saya senang makan batu ya?” Jawaban Budi pada percakapan imajiner di atas mungkin agak ‘nyeleneh’ tetapi di balik jawaban ini adalah salah 1 alasan bekerja yang paling sering kita dengar, yaitu untuk mencari uang demi penghidupan yang layak.

Alasan kita bekerja pun mungkin tidak jauh dari itu tetapi apakah uang adalah satu-satunya alasan mengapa orang bekerja? Menurut Dave Ulrich, ‘The Number 1 Management/HR Guru’ versi majalah BusinessWeek dan Wendy Ulrich dalam buku The Why of Work, jawabannya adalah tidak. Selain uang, alasan lainnya adalah pencarian makna.

Karyawan tidak lagi bekerja untuk sekedar membuat asap dapur tetap mengebul. Dalam mencari tempat bekerja, mereka kini juga mementingkan faktor-faktor non uang, seperti kesesuaian pekerjaan dengan minat, kesempatan untuk bertumbuh dan dampak yang berarti bagi orang lain seperti rekan, pelanggan, dan masyarakat. Melalui pekerjaan, mereka menginginkan tercapainya tujuan hidup, berkontribusi, menjalin hubungan, membuat sesuatu yang bernilai dan mendapatkan harapan.

Penciptaan makna bekerja bagi para karyawannya merupakan hal yang harus dilakukan organisasi yang ingin bertumbuh. Hal ini mungkin terkesan ganjil, khususnya untuk para eksekutif yang berpikir bahwa memberikan gaji adalah satu-satunya kewajiban perusahaan kepada karyawan.

Tetapi ada logika di balik penjelasan tersebut, karyawan yang memiliki makna dalam bekerja akan lebih kompeten, berkomitmen, dan berkontribusi. Kompetensi, komitmen, dan kontribusi karyawan akan meningkatkan kepuasan dan komitmen pelanggan.

Komitmen pelanggan akan menciptakan hasil keuangan yang baik bagi perusahaan. Dengan logika ini, kita dapat melihat bahwa penciptaan makna bagi karyawan bukanlah sekedar membantu karyawan untuk memiliki sikap positif dalam bekerja tetapi juga demi pertumbuhan perusahaan.

Di dalam buku The Why of Work, Dave Ulrich mendefinisikan organisasi yang menciptakan makna sebagai organisasi yang berkelimpahan (abundant organization). Sebuah organisasi yang berkelimpahan adalah sebuah tempat di mana para karyawan bekerja untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri, nilai bagi para stakeholders dan harapan bagi masyarakat luas.

Organisasi yang berkelimpahan mendorong karyawannya untuk memiliki makna dalam bekerja dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan hal tersebut bertumbuh kembang. Era dimana istilah-istilah seperti Generation Y, War for Talent, Employee Engagement, dan Individual Performance Management kini menjadi istilah yang semakin tidak asing.

Konsep yang ditawarkan Dave Ulrich merupakan angin segar yang dijadikan petunjuk dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di dunia yang pada akhirnya akan berpengaruh pada aspirasi karyawan dan cara mereka memaknai pekerjaan.

Melalui buku The Why of Work, Dave Ulrich menjabarkan berbagai prinsip-prinsip praktis dalam menciptakan makna dalam organisasi, baik di level individu, tim, maupun perusahaan yang berdasarkan pada hasil-hasil riset serta melengkapinya dengan checklist dan kuesioner untuk mengubah aspirasi menjadi tindakan.

Kini ada banyak organisasi kelas dunia yang menyadari pentingnya penciptaan makna dalam bekerja telah memulai perjalanan mereka dalam mengimplementasikan konsep Abundant Organization, bagaimana dengan organisasi anda?

Raymond Hadisubrata & Aditya Andhika/Director Consulting and Product Marketing Management of PT GML Performance Consulting.
READ MORE - APA ALASAN KITA BEKERJA ?!