Selasa, 15 Maret 2011

FINANCIAL FREEDOM ALA TUKANG BECAK VS HOWARD SCHULTZ (STARBUCKS)

Financial Freedom Ala Tukang Becak Vs Howard Schultz (Starbucks). Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi, Berapa besar space yang ada "di dalam box" tersebut ? Relatif. Berapa besar space yang ada "di luar box" tersebut ? No Limit!! Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (tentang modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha,dan lain-lain). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi berikut:

Financial Freedom Ala Tukang becak
Seorang tukang becak tamatan SD yang sudah mencapai "financial freedom" setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dengan "passive income" Rp. 9 juta/bulan !!!

Becak ke 1: Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan
bersih Rp.60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp.30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp.30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp.12 juta/unit.

Becak Ke 2: Ia sewakan becak ke 2 nya dengan tarif Rp.30,000/hari. Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp.60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.

Becak Ke 3: Ia sewakan ke 2 becak nya, dan mampu menabung Rp.90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke 4.

Becak Ke 4: Ia sewakan ke 3 becak nya, dan mampu menabung Rp.120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 5: Ia sewakan ke 4 becak nya, dan mampu menabung Rp.150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 6: Ia sewakan ke 5 becak nya, dan mampu menabung Rp.180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 7: Ia sewakan ke 6 becak nya, dan mampu menabung Rp.210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 8: Ia sewakan ke 7 becak nya, dan mampu menabung Rp.240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 9: Ia sewakan ke 8 becak nya, dan mampu menabung Rp.270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke 10: Ia sewakan ke 9 becak nya, dan mampu menabung Rp.300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.

Setelah becak ke 10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan semua becak nya ke orang lain, dan menggaji seorang "mandor" untuk mengurusi ke 10 becaknya. Kini ia menikmati penghasilan Rp.300,000/hari, atau Rp.9 juta/bulan (sebelum potong gaji mandor). Jika ditotal semua usahanya tersebut hanya dicapai dalam tempo 3,2 tahun saja.

Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah
bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam
ilustrasi), sang tukang becak mampu mencapainya. Ini logis, dan bisa terjadi. Berapa banyak tukang becak di dunia yang seperti diatas ? Mungkin 1 banding 10 Juta, tetapi ada. Berapa banyak tukang becak di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya ? Banyak sekali.

Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1, S2, dan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari, kontras sekali bukan?

Think Out Of The Box
Kunci kesuksesannya terletak pada DUPLIKASI. Ini rahasianya, Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tersebut. Contoh: ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tersebut.

Kunci utama lainnya adalah: Hidup hemat pada awalnya untuk menabung, uang tabungan di investasikan untuk menghasilkan uang, lakukan terus berulang-ulang, setelah penghasilannya sudah cukup besar, barulah hidup bersenang-senang.

Mari berhitung matematika, Jika Anda diberikan 2 options kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini, mana yang Anda pilih ?

1). Kontrak 2 tahun, tidak dapat dibatalkan, gaji/bulan Rp.100 juta.

2). Kontrak 2 tahun, tidak dapat dibatalkan, gaji bulan pertama cuma Rp.1000, tapi berlipat dua setiap bulan. (Kalau saya akan pilih options ke 2!)

Options I:
gaji Rp.100 juta/bln x 24 bln = Rp.2,4 Milyar

Options II:
Bulan ke 01: 1000
Bulan ke 02: 2000
Bulan ke 03: 4000
Bulan ke 04: 8000
Bulan ke 05: 16,000
Bulan ke 06: 32,000
Bulan ke 07: 64,000
Bulan ke 08: 128,000
Bulan ke 09: 256,000
Bulan ke 10: 512,000
Bulan ke 11: 1 juta
Bulan ke 12: 2 juta
Bulan ke 13: 4 juta
Bulan ke 14: 8 juta
Bulan ke 15: 16 juta
Bulan ke 16: 32 juta
Bulan ke 17: 64 juta
Bulan ke 18: 128 juta
Bulan ke 19: 256 juta
Bulan ke 20: 512 juta
Bulan ke 21: 1 milyar
Bulan ke 22: 2 milyar
Bulan ke 23: 4 milyar
Bulan ke 24: 8 milyar

Jika Anda pilih optionS 1, Anda kecolongan hampir 6 milyar! Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori-teori Albert Eintein seperti rumus kekuatan bom atom (E=MC2). Tetapi tidak diajarkan bahwa "kekuatan duplikasi" juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang abad 20, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia ke delapan".

Financial Freedom ala Howard Schultz (Starbucks)
Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz, ia baru dijuluki pengusaha jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis menjual segelas kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriakin gila dan ditolak ratusan orang. Ia mampu mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif (CUSTOMER EXPERIENCE) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula mendapatkan dana segar melalui GO PUBLIC, memanfaatkan media sebagai PUBLIC RELATION untuk mempromosikan Starbucks, dan membangun partnership dengan perusahaan global seperti Pepsi.

Hasilnya luar biasa, dengan kekuatan KONSEP DUPLIKASI, kedai kopi pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia, dan terus berlipat ganda setiap tahun sampai sekarang. Schultz lalu memutuskan untuk pensiun di tahun 2000, dan ia menggaji seorang mandor untuk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren CEO, bernama Orin C. Smith.

Baik sang tukang becak maupun schultz sama-sama mencapai financial freedom. Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas dunia. Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai financial freedom, walaupun hanya di kelas regional saja.

Bila sang tukang becak tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1 secara logika juga pasti bisa melakukannya. Mari kita ambil hikmahnya, seandainya salah satu dari kita bisa memanfaatkan hikmah tersebut dengan TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga kisah Starbucks-starbucks lain bermunculan di bumi Indonesia dalam 5 tahun mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar