Senin, 23 Mei 2011

Lao Tse (570 sm - 470 sm)



Dicintai seseorang secara mendalam memberi anda kekuatan, dan mencintai seseorang secara mendalam memberi anda keberanian.

Lao Tze merupakan ahli filsafat yang terpopuler dan juga merupakan pendiri Taoisme kini. Riwayat hidupnya tidak banyak terdapat dalam catatan historis, tetapi kewujudannya terbukti dalam catatan historis Tiongkok, Shiji.

Lao Tze dilahirkan di Provinsi Ku, Chuguo (sekarang Provinsi Henan). Ia merupakan ketua pustakawan Chuguo pada zaman dinasti Zhou, di mana pada masa jabatannya, ia banyak mendapat manfaat dengan membaca kitab-kitab serta catatan-catatan historis, sehingga ia mempunyai wawasan yang luas.

Kemasyhuran Lao Tze tersebar sehingga kepada Kong Hu Cu. Menurut catatan Zhuangzi, Kong Hu Cu pernah berjumpa dengan Lao Tze untuk meminta pengajaran akan kesopanan. Terdapat lukisan-lukisan berdasarkan kisah ini. Berdasarkan catatan ini, diperkirakan bahwa Kong Hu Cu berumur lebih muda kurang lebih 20 tahun daripada Lao Tze. Menurut rujukan Zhuangzi, Kong Hu Cu pertama kali berjumpa dengan Lao Tze pada usia 17 dan kemudian pada usia 34, dan perjumpaan ketiga kalinya di Xiangyi serta semasa berusia 51 dan 66.

Pada waktu keruntuhan Dinasti Zhou, Lao Tze meletakkan jabatan dan meninggalkan negerinya dengan koaknya. Ketika ia tiba di Kastam Hangu, Guan Yixi memintanya meninggalkan filsafat dalam bentuk tulisan. Atas permintaan ini, ia menciptakan 2 karya yang berjudul Dao dan De sebelum meninggalkan Chuguo. Kedua kitab tersebut digabungkan dan diperkenalkan sebagai Daode Jing yang berisikan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab.



Tidak semua orang dapat menjadi terkenal, Tapi semua orang dapat menjadi hebat

http://id.wikipedia.org/wiki/Lao_Zi

Buku Tao Te Ching
Dari beribu-ribu judul buku yang pernah ditulis di Cina, mungkin yang paling banyak diterjemahkan dan dibaca di luar negeri itu adalah sebuah buku ditulis lebih dari 2000 tahun yang lalu, terkenal dengan nama Lao Tse atau Tao Te Ching. Buku Tao Te Ching ini atau "Cara lama dan Kekuatannya" adalah naskah utama di mana filosofi Taoisme diperinci.

Buku ini buku ruwet, ditulis dalam gaya khas yang luar biasa dan mampu menyuguhkan pelbagai rupa penafsiran. Ide sentralnya berkaitan dengan masalah Tao yang lazim diterjemahkan dengan "Jalan" atau "Jalur." Tetapi, konsepnya agak kabur, karena buku Tao Te Ching sendiri dimulai dengan kalimat: "Tao yang akan dijelaskan bukanlah Tao yang abadi: nama yang disebut di sini bukanlah nama yang abadi." Tetapi, dapatlah kita katakan bahwa Tao berarti secara kasarnya "Alam" atau "Hukum Alam."

Taoisme beranggapan bahwa individu jangan bergulat melawan Tao melainkan harus tunduk menghambakan diri dan bekerja bersamanya. Seorang Taoist dapat menunjuk contoh air yang lembutnya tak terbatas, yang mengalir tanpa protes menuju daratan rendah dan yang tak melawan kekuatan selemah apa pun, tak terhancurkan, tetapi karang yang sekokoh apa pun bisa luluh pada akhirnya.

Untuk seorang pribadi manusia, kesederhanaan dan kewajaran merupakan hal yang jadi anjuran. Kekerasan harus dijauhi, seperti juga halnya bergulat untuk uang dan prestise. Orang tidak boleh bernafsu mengubah dunia, melainkan harus menghormatinya. Bagi pemerintahan, langkah yang dianggap bijak adalah berbuat tidak begitu aktif, banyak mengatur ini melarang itu. Apalagi, aturan dan batasan sudah kelewat banyak. Karena itu menambah lagi undang-undang, atau memperkeras ketentuan-ketentuan lama yang sudah ada, hanya mengakibatkan keadaan tambah buruk. Pajak yang tinggi, rencana-rencana pemerintah yang terlalu ambisius, menggalakkan perang, kesemuanya ini berlawanan dengan filosofi Taoisme.

Menurut tradisi Cina, penulis Tao Te Ching adalah seorang bernama Lao Tse yang katanya sejaman tetapi lebih tua dari Kong Hu-Cu. Tetapi, Kong Hu-Cu hidup di abad ke-6 SM. Dan keduanya (baik dari sudut gaya maupun isi tulisan) hanya sedikit ilmuwan masa kini percaya bahwa Tao Te Ching ditulis pada masa begitu dini. Ada beda pendapat tentang waktu yang sesungguhnya penyusunan buku itu. (Tao Te Ching sendiri tak pernah menyebut nama orang tertentu, tidak juga tempat, tanggal, atau kejadian-kejadian historis). Tetapi, tahun 320 SM merupakan perkiraan yang pantas-sebetulnya dalam waktu 80 tahun dari waktu yang sesungguhnya, dan mungkin lebih dekat lagi.

Masalah ini membuat suatu sengketa pendapat tajam mengenai waktu bahkan menyangkut adanya Lao Tse sendiri. Sementara pihak yang berwenang percaya tradisi bahwa Lao Tse hidup di abad ke-6 SM, karenanya berkesimpulan dia tidaklah menulis Tao Te Ching. Sarjana-sarjana lain menganggap orang itu tak lebih dari tokoh dongeng belaka. Pendapat saya sendiri, yang hanya disepakati oleh sebagian kecil sarjana, adalah sebagai berikut:

(1) Lao Tse itu memang betul-betul ada orangnya dan memang penulis Tao Te Ching.
(2) dia hidup di abad ke 4 SM
(3) Cerita bahwa Lao Tse sejaman tetapi lebih tua dari Kong Hu-Cu adalah fiktif dan dikarang oleh filosof Taoist.

Baik dicatat dari para penulis-penulis Cina terdahulu baik Kong Hu-Cu (551-479 SM), atau Mo Ti (abad 5 SM), atau Meng-tse (371-289 SM) tak 1 pun menyebut baik Lao Tse maupun Tao Te Ching. Tetapi Chuang Tse (300 SM), seorang filosof Taoist kenamaan menyebut nama Lao Tse berulang kali.

Karena soal ada atau tidaknya di dunia ini manusia yang namanya Lao Tse itu masih jadi pertanyaan, selayaknya kita pun meragukan detail-detail biografinya. Tetapi, ada sumber yang patut dihargai dalam bentuk pernyataan sebagai berikut: Lao Tse dilahirkan dan hidup di Cina bagian utara. Sebagian dari masa hidupnya dia menjadi ahli sejarah atau seorang pembimbing bagian arsip pemerintahan, besar kemungkinan di kota Loyang, ibukota kerajaan dinasti Chou. Lao Tse bukanlah namanya yang sesungguhnya, melainkan sekedar panggilan kehormatan yang secara kasarnya berarti sesepuh. Dia beristri dan punya putera bernama Tsung. Si Tsung ini kemudian jadi jendral di negeri Wei.



Orang yang bisa menaklukkan orang lain itu kuat, orang yang bisa menaklukan diri sendiri itu hebat

Taoisme
Meskipun Taoisme bermula dari falsafah sekuler, tetapi semacam gerakan keagamaan berkembang dari sana. Tetapi, karena Taoisme sebagai sebuah filosofi melanjut atas dasar khususnya gagasan yang tertuang dalam buku Tao Te Ching, Agama Taoist ini segera diliputi dengan kepercayaan dan cara ibadah yang penuh takhyul yang sedikit sekali kaitannya dengan ajaran Taoisme.

Berpegang pada dugaan bahwa Lao Tse adalah penulis sesungguhnya buku Tao Te Ching, pengaruhnya betul-betul luas. Buku itu amat ringkas (isinya kurang dari 6000 huruf Cina, karena itu masih kurang banyak untuk dimuat dalam selembar koran), tetapi dia berisi banyak buah pikiran yang mendalam. Seluruh barisan filosof Taoisme berpegang pada buku ini selaku pangkal tolak dari ide-idenya sendiri.

Di Barat, Tao Te Ching jauh lebih populer ketimbang tulisan-tulisan Kong Hu-Cu atau filosof Kong Hu Cu yang mana pun. Nyatanya, sedikitnya ada 40 macam terjemahan bahasa Inggris diterbitkan dari buku itu, lebih banyak dari terjemahan buku apa pun, kecuali Injil.

Sedangkan di Cina, faham Kong Hu Cu umumnya merupakan falsafah anutan yang dominan, dan jelas ada pertentangan antara buah pikiran Lao Tse dengan Kong Hu Cu. Kebanyakan orang Cina menganut faham yang disebut belakangan itu. Tetapi Lao Tse secara pukul rata dihargai tinggi oleh para penganut Kong Hu Cu. Dan lebih dari itu, dalam banyak hal, ide-ide Taoisme dibaur begitu saja dengan ide-ide Kong Hu Cu, karena itu berpengaruh terhadap berjuta-juta orang walau tidak menamakan dirinya Taoist.

Begitu pula, Taoisme punya pengaruh yang jelas terhadap perkembangan filosofi Buddha di Cina, khususnya terhadap Buddha Zen. Kendati sedikit orang sekarang menyebut dirinya Taoist, tak ada seorang filosof Cina kecuali Kong Hu Cu yang punya pengaruh begitu luas dan begitu mantap jalan pikiran manusia seperti halnya Lao Tse.

Kebaikan dalam kata-kata menghasilkan kepercayaan diri, Kebaikan dalam berpikir menghasilkan kebesaran, Kebaikan dalam memberi menghasilkan cinta

http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/LaoTse.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar