Rabu, 03 Agustus 2011

Investment for Better Life and Better Future



Seringkali dalam pengalaman penulis memenuhi undangan menjadi pembicara di bidang investasi oleh perusahaan, universitas sebagai lembaga pendidikan maupun masyarakat mendapatkan pertanyaan “Mengapa kita harus investasi, Pak?”. Pertanyaan sederhana namun merupakan dasar yang sangat penting bagi kesuksesan kita secara finansial.

Dalam artikel sebelumnya, penulis menyebutkan faktor inflasi sebagai salah satu alasan kita perlu melakukan investasi. Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan 2 open mind lainnya yang selalu penulis sampaikan di setiap kesempatan menjadi pembicara di manapun penulis diundang.

Pertama, saya akan membahas tentang pernikahan. Mungkin Anda akan bertanya apa hubungannya pernikahan dengan investasi. Tunggu setelah Anda membaca open mind penulis berikut ini. Secara umum, kita siap masuk ke masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan dengan jenjang universitas dengan usia 22 tahun jika semuanya berjalan normal.

Di kesempatan yang sama, penulis selalu bertanya kepada peserta seminar, pada usia berapa idealnya pria atau wanita menikah? Beragam jawaban seringkali muncul dan tidak jarang jawaban yang menggelitik pula. Namun secara umum, untuk pria jawaban mereka berkisar antara 27-30 tahun sedangkan wanita 25-27 tahun.

Jika penulis menggunakan asumsi lulus kuliah pada usia 22 tahun dan menggunakan usia pria menikah pada usia 30 tahun karena rentang waktu yang lebih panjang, maka selisih rentang waktu adalah 8 tahun. Jika asumsi penghasilan fresh graduate di Jakarta (penulis berdomisili di Jakarta) adalah Rp2,5 juta/bulan, maka selama 8 tahun, dana yang terkumpul sebesar Rp180.000.000 (Rp2,5 juta/bulan x 8 tahun x 12 bulan).

Pertanyaan pertama adalah berapa biaya yang Anda butuhkan untuk mengurus pernikahan? Kalau Anda sudah mendapatkan hasilnya, selisihkan dengan dana yang sudah terkumpul di atas. Pertanyaan berikutnya, dengan selisih dana tersebut, tentu setelah menikah Anda secara ideal akan mencari tempat tinggal.

Masalahnya, coba Anda cari dengan sisa dana tersebut, di manakah Anda mencari rumah untuk Anda tinggal bersama pasangan Anda? Moral of the story, ternyata pada waktu muda pun, kebutuhan kita besar. Masalahnya, banyak anak muda yang terlibat dalam gaya hidup konsumtif karena selalu beranggapan bahwa masa depan mereka masih panjang. Adapun open mind ini juga berlaku secara universal tidak hanya anak muda namun juga orang tua yang mempersiapkan putra maupun putrinya tidak hanya untuk pernikahan namun bisa juga untuk pendidikan mereka.

Kedua, penulis akan membahas masalah pensiun. Pada open mind kedua ini penulis akan mengajak pembaca untuk berpikir tentang pensiun. Mengapa demikian? Karena hasil riset yang dimuat salah satu suratkabar besar di Indonesia pernah dilakukan riset dan hasilnya tidak terlalu memuaskan yang menyatakan bahwa 58% populasi Indonesia cemas saat pensiun.

Hal ini disebabkan karena masyarakat hanya memiliki pengetahuan rata-rata tentang pengelolaan uang dan finansial pribadi (baca artikel sebelumnya perihal masyarakat masih memiliki pola pikir banking minded). Dan hasil riset tersebut menyatakan pula bahwa orang yang mengerti cara mengelola keuangan umumnya berusia 40 tahun.

Jika penulis menarik benang merah kedua open mind di atas, pada waktu muda kita mungkin terjebak gaya hidup konsumtif dan “merasa” masa depan masih panjang, dan ketika sadar akan menghadapi masa pensiun seiring berjalannya waktu, kita segera mengubah diri kita (apakah terlambat?). Namun, berapa banyak yang mengetahui bahwa ketika kita terlambat untuk mengambil tindakan sejak muda, kita sudah tidak seproduktif pada waktu muda dahulu.

Izinkan penulis membagikan suatu matematika sederhana yang penulis harapkan hal tersebut berguna untuk pembaca secara khusus maupun masyarakat pada umumnya.

Jika Anda saat ini berusia 30 tahun, menghendaki pensiun pada usia 55 tahun. Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik, rata-rata daya hidup manusia Indonesia untuk pria 65 tahun, wanita 67 tahun dan untuk mempermudah perhitungan, penulis menggunakan 70 tahun. Maka usia produktif kita adalah 25 tahun (55 tahun usia pensiun yang dikehendaki – 30 tahun usia kita saat ini). Sedangkan masa pensiun kita adalah 20 tahun (70 tahun – 50 tahun).

Sekarang penulis ingin mengajak Anda lebih jauh memikirkan pada waktu pensiun nanti, berapa besarnya dana yang Anda butuhkan setiap bulan untuk kehidupan Anda selama pensiun. Misalnya kita menggunakan angka Rp5 juta setiap bulan selama masa pensiun, maka dana yang kita butuhkan selama masa pensiun sebesar Rp1,2 miliar (Rp5 juta/bulan x 20 tahun x 12 bulan).

Tentu dana tersebut akan kita akumulasikan sejak masa produktif yaitu 25 tahun. Dengan perhitungan sederhana, maka kita akan menemukan berapa besar yang harus kita investasikan setiap bulan jika Anda ingin pensiun seperti yang Anda kehendaki sendiri, yaitu sebesar Rp4 juta/bulan.

Pertanyaan penulis, sudahkah Anda investasi sebesar dana tersebut untuk masa pensiun Anda sendiri? Mengapa kita harus berinvestasi? Seperti yang penulis sampaikan dalam judul artikel kali ini, yaitu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik demi meraih masa depan yang lebih baik pula. Selamat berinvestasi !

Author: Jimmy Dimas Wahyu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar