Jumat, 15 April 2011

ARISTOTELES (384 SM – 322 SM)



Manusia adalah yang terbaik di antara para binatang, tetapi ketika tidak ada hukum dan keadilan, dia adalah yang terburuk.

Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari The Great Alexander. Spektrum pengetahuan yang diminati oleh Aristoteles luas sekali. Menurutnya pengetahuan manusia dapat disistemasikan sebagai berikut: Pengetahuan, Teoritis, Praktis, Produktif, Teologi/metafisik, Matematik, Fisika, Etika, Politik, Seni, Ilmu Hitung, Ilmu Ukur, Retorika. Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan, 47 karyanya masih tetap bertahan, daftar kuno mencatat tidak kurang dari 170 buku hasil ciptaannya.

Riwayat hidup


Dalam diri manusia, keberanian adalah kualitas paling utama yang menjamin kualitas lainnya.

Aristoteles lahir di Stagira, Yunani (dulu Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena.

Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena ke Chalcis. Aristoteles meninggal di Chalcis (Yunani), di usia 62 tahun.

Teori logika


Perbedaan orang terdidik dengan orang tidak terdidik seperti perbedaan orang hidup dengan orang mati.

Tidak dapat dibantah bahwa logika Aristoteles memainkan peranan penting dalam sejarah intelektual manusia. Mengenai pengetahuan, Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat dihasilkan melalui jalan induksi dan jalan deduksi, Induksi mengandalkan panca indera yang lemah, sedangkan deduksi lepas dari pengetahuan inderawi. Karena itu dalam logikanya Aristoteles sangat banyak memberi tempat pada deduksi yang dipandangnya sebagai jalan sempurna menuju pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles mempraktekkan deduksi adalah Syllogismos (silogosme).

Karangannya tentang logika (organon) mengembagkan logika deduktif dan syllogistic. Etikanya (Nichomachean Ethic) merupakan karangan sistematik pertama yang pernah ditulis dalam bidang etika dan sampai sekarang masih dibaca umum. Aristoteles berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan tersendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir secara ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, logika diuraikan secara sistematis.

Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

Pemikiran


Marah itu mudah, Setiap orang bisa marah. Tapi marah kepada orang yang tepat, pada saat yang tepat, dengan motif dan cara yang tepat, itu yang sulit.

Silogisme adalah salah 1 sumbangan penting Aristoteles, yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari 2 kebenaran yang telah ada. Misalkan ada 2 pernyataan (premis): Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor), dan Sokrates adalah manusia (premis minor), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati.

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki (Monarki konstitusional).

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan (Buku Poetike). Menurutnya keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material, karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar, kumpulan perasaan itu disertai dorongan normative, dorongan normative yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut, wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.

Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah, Sejarah merupakan 1 sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.

Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju 1 tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos berarti Tuhan.

Dia orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukannya dengan cara melihat gerhana.

Jenis-jenis kata yang dikenal orang sampai saat ini seperti: Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, Kata-kata kerja, kata-kata benda, kata-kata sifat, merupakan pembagian kata hasil pemikirannya.

Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.

Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social.Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis.

Pengaruh


Kita harus cukup rendah hati untuk mengakui kesalahan, cukup bijak untuk mengambil hikmah dari kegagalan, dan cukup berani untuk membetulkan kesalahan.

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama 2000 tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya.

Banyak ide-ide Aristoteles kini sudah ketinggalan jaman. Tetapi yang paling penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya. Tercermin dalam tulisannya, bahwa tiap segi kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa. Menurutnya, alam semesta tidaklah dikendalikan oleh serba kebetulan, tidak oleh magic, dan tidak oleh keinginan dewa-dewa yang terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-hukum rasional.

Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk mempertanyakan tiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita mesti memanfaatkan baik pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis sebelum mengambil keputusan, Rangkaian sikap-sikap ini (yang bertolak belakang dengan tradisi, takhyul dan mistik) telah mempengaruhi secara mendalam peradaban Eropa.

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran modern dan pemikiran keagamaan pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).

Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.

Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar